Dharma Wacana Dana Punia
Singgih pandita yang dimuliakan
Para pinandhita baik lanang maupun
istri yang disucikan
Para sesepuh pini sepuh yang saya
hormati
Serta umat sedharma yang berbahagia
Sebelumnya saya sampaikan astungkara
panganjali “ Om Swastyastu “
“Om awighnamastu nama sidham,
Om anobadrah kratavo yantu visvatah”
Semoga
tiada halangan yang melintang, semoga pikiran yang baik selalu datang dari
segala penjuru.
Puji
syukur marilah kita panjatkan kehadapan Sang Hyang Widi Wasa, karena atas
asungkerta waranugrahanya kita masih diberi kesempatan berkumpul pada malam
hari ini dalam keadaan sehat, tanpa kekurangan suatu apapun. Guna mengikuti
persembahyangan purnama.
Umat
sedharma yang penuh karunia
Sekitar
tiga minggu yang lalu, tepatnya tanggal 7 April kita melaksanakan Dharma Santi
Nasional yang bertema “Dengan Persaudaraan Kita Bangun Kebersamaan”. lalu yang
menjadi pertanyaan apa yang harus kita lakukan untuk mempererat tali
persaudaraan sehingga kebersaam itu dapat tercapai. Salah satu ajaran agama
Hindu yang mendukung tema tersebut adalah dana punia. Dana berarti pemberian
sedangkan punia berarti baik,suci. Sehingga dana punia mempunyai arti pemberian
yang baik dan suci.
Bila
kita menyadari saat kita memberi jari tangan kita mencakup membentuk satu
kesatuan. Jari yang memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini dapat kita
artikan bahwa bila kita melakukan dana punia maka dapat mendorong terjadinya
persatuan dan kesatuan antar sesama, mempererat tali persaudaraan. Sesuai
dengan ajaran kita yang menyatakan bahwa kita semua adalah bersaudara “
vasudaiva kutumbhakam “. Hal ini menjadi penting kita lakukan di zaman sekarang
ini ( kaliyuga ), dimana toleransi antar sesama begitu minim, lebih menekankan
kepada ego masing-masing. Misalnya saat macet, pada umumnya orang-orang tidak
mau mengalah, bahkan trotoarpun yang merupakan jalan untuk pejalan kaki bisa
dijadikan jalan, yang penting cepat sampai.
Oleh
karena itu pada kesempatan kali ini saya tertarik membawakan dharma wacana
dengan judul “Memprioritaskan dana punia guna memperkuat rasa kebersamaan
dan persaudaraan”. Adapun yang ingin saya sampaikan, yang pertama mengapa
dana punia menjadi prioritas di zaman sekarang ini?. Yang kedua bagaimana
berdana punia yang baik dan tepat?.
Umat
sedharma yang berbahagia
Mengapa
memprioritaskan dana punia menjadi penting kita lakukan di zaman sekarang ini,
di dalam Parasaradharmasastra I.23 disebutkan :
“
tapah param kerta yuge
tretayam
jnana mucyate
dvapare
yajna waewahur
danamekam
kalau yuge “
yang
berarti :
Pelaksanaan
penebusan dosa yang ketat (tapa) merupakan kebajikan pada masa Satyayuga,
pengetahuan tentang sang Diri (jnana) pada Tretayuga, pelaksanaan upacara
kurban keagamaan (yajna) pada masa Dvaparayuga, dan melaksanakan amal sedekah
(danam) pada masa Kaliyuga.
Dari
sloka diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk sekarang ini kebajikan yang perlu
kita lakukan adalah dana punia. Swami wiwekananda membadi dana punia menjadi
tiga macam yaitu dharma dana, vidya dana dan artha dana. Pemberian tersebut
dapat berupa nasehat/wejangan atau petunjuk hidup, yang mampu mengubah
kehidupan seseorang menjadi lebih baik (Dharmadana), contohnya sebagai orang
tua mengarahkan anaknya untuk teguh memegang dharma dalam segala tindakannya.
berupa pendidikan / pengetahuan (Vidyadana) seperti seorang guru yang
memberikan pengetahuan yang dimiliki kepada murid-muridnya dan berupa harta
benda (Arthadana) yang bertujuan untuk menolong atau menyelamatkan seseorang
atau masyarakat misalnya memberi sedikit uang kepada peminta-minta.
Umat
sedharma yang berbahagia
Pemberian
merupakan suatu hal yang mulia, mengapa demikian? didalam mahabharata ada
seorang pemberi yang agung yaitu radheya putra kunti dan surya. Saat radheya
selesai memuja matahari disiang hari datanglah Indra yang menyamar sebagai
seorang brahmana, Beliau berkata mohon berikanlah aku sedekah. Radheya
menghormati brahmana dengan sujud dikakinya dan mempersilahkan duduk. Brahmana
itu meminta kavaca dan kundala. Radheya menawarkan yang lainnya. Singkat cerita
radhay tahu bahwa itu indra dan radheya memotong kavacanya dan melepas
kundalanya serta meletakan dikaki brahmana (indra) saat itulah bunga-bunga
ditaburkan dari langit. Dia dikenal sebagai karna karena telah memberi
kundalannya dan vaikartana karena telah memotong kavacanya tanpa rasa sakit.
Hal ini memberi makna bahwa pemberian itu merupakan hal yang mulia, terlebih
memberikan sesuatu yang sangat kita sayangi, kita butuhkan.
Umat
sedharma yang penuh karunia
Lalu
bagaimana berdana punia yang baik dan tepat? Bila kita kaitkan dengan tiga guna
yang melekat pada manusia, dana punia memiliki tiga kualitas, satvika,
rajasika, dan tamasika. Hal ini dipertegas dalam kitab Bhagawadgita
XVII.20,21,22, sebagai berikut :
Bhagawadgita
XVII.20 dikatakan bahwa dana punia yang bersifat satvika adalah dana punia yang
didasari rasa tulus ikhlas, kepada orang yang berhak menerima , dengan cara
yang baik, sesuai dengan kemampuan, tidak berlebihan (untuk pamer) dan uang
yang diberikan didapat dengan jalan dharma. Contoh : memberikan uang kepada pengemis
yang benar – benar membutuhkan dengan tulus ikhlas.
Bhagawadgita
XVII.21 menyebutkan juga Rajasika merupakan kualitas kedua dari dana punia.
Dana punia yang memiliki sifat rajasika mempunyai ciri-ciri : memberikan dana
punia untuk memperoleh keuntungan di kemudian hari / mengharapkan hasilnya,
hanya untuk pamer, ada perasaan kesal saat memberikannya. Contoh : memberikan
dana punia ke pura paling besar, supaya orang – orang yang lainnya kagum.
Bhagawadgita
XVII.22 menyebutkan, kualitas yang ke tiga dari dana punia yaitu kualitas
tamasika, yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : tidak mempunyai landasan
sastranya (tanpa keyakinan / tidak mengetahui aturanya / asal – asalan ), uang
yang didapat dari perbuatan adharma, tanpa adanya rasa hormat atau dengan
penghinaan. Contoh : memberikan sedekah kepada pengemis dengan melemparnya
ketanah, dan sangat kecil tidak sebanding dengan penghasilannya.
Dari
uraian ini berdana punia yang baik dan tepat adalah yang bersifat satvika,
dilakukan dengan tulus ikhlas dan diberikan kepada orang yang tepat. Dengan
demikian dapat kita simpulkan bahwa dana punia penting kita galakan dizaman
sekarang ini, dimana ego lebih dominan dibanding toleransi. Dana punia tidak
harus berwujud materi (arthadana) bisa juga dengan nasehat (dharmadana) dan
juga pendidikan (vidyadana). Yang terpenting dilakukan dengan tulus ikhlas
sehingga dapat memupuk tali persaudaraan antar sesama dan kebersamaan dapat
tercapai.
Oleh
karena itu kita sebagai umat hindu yang mempunyai dan mengerti tentang ajaran
ini, marilah meningkatkan rasa persaudaraan kita dengan melakukan dana punia.
Dengan harapan dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan toleransi antar sesama.
Demikianlah sedikit pengetahuan yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat
bagi kita semua. Akhir kata saya tutup dengan paramasantih ” Om Santih Santih
Santih Om”.
0 comments:
Post a Comment